KEMENANGAN NABI NUH
(Dikutip Dari Buku Fikih Kemenangan dan Kejayaan
DR. Ali Muhammad Ash Shalabi))
Nabi Nuh berdakwah hampir sepuluh abad
dan orang mukmin yang menempati kapal nuh tidak lebih dari tiga belas orang,
sementara orang terkasih yakni buah hati dan istri tercinta tidak menyertainya
dijalan dakwah,bahkan ketika diselamatkan untuk naik kekapal mereka menolak,
betapa perih hati Nabi Nuh. Dengan angka kuantitatif yang sangat kecil minus
orang terkasih, Nabi Nuh masih Dianggap Menang? Seperti apa standar kemenangan
bagi seorang Mukmin tersebut?
Allah berfirman,
“Sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya lalu ia berkata,
‘Wahai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tak ada Tuhan bagimu selain-Nya.’
Sesungguhnya (kalau kamu tidak menyembah Allah), aku takut kamu akan ditimpa
adzab hari yang besar (kiamat).”(Al-Araaf:59)
Ikhwati,sesungguhnya inti dakwah Nuh adalah dakwah untuk menyembah Allah
dan bertauhid pada-Nya, dan memperingatkan bahwa tidak adanya respon terhadap
dakwah tauhid akan mempunyai implikasinya.
Ternyata kaumnya tidak merespon positif apa yang dia serukan kepada mereka,
bahkan sebaliknya mereka berlaku sombong, congkak, dan takabur. Allah berfirman
,”Dan bacakanlah kepada mereka berita penting tentang Nuh diwaktu dia
berkata kepada kaumnya,’Hai kaumku, jika terasa berat bagimu tinggal (bersamaku)
dan peringatanku (kepadamu) dengan ayat-ayat Allah, maka kepada Allah-lah aku
bertawakal, karena itu bulatkanlah keputusanmu dan (kumpulkanlah)
sekutu-sekutumu (untuk membinasakanku). Kemudian janganlah keputusanmu itu
dirahasiakan, lalu lakukanlah terhadap diriku dan janganlah kamu memberi
tangguh padaku.” (Yunus:71)
Surat Hud datang
kepada kita untuk menjelaskan perdebatan yang panjang antara Nabi Nuh dengan
kaumnya, dimana Nuh mendatangkan hujah-hujah kepada mereka dan mendebatnya
serta menjelaskan jalan hidayah kepada mereka hingga akhirnya kaumnya menjawab
dengan mengatakan “Wahai Nuh, sesungguhnya kamu telah terbantah dengan kami
dan kamu telah memperpanjang bantahanmu terhadap kami, maka datangkanlah kepada
kami adzab yang kamu ancamkan kepada kami jika kamu termasuk orang-orang yang
benar.” (Huud:32)
Setelah itu Allah
menjelaskan akhir dari ujung kehidupan mereka, “ Dan telah diwahyukan kepada
Nuh,bahwasanya sekali-kali tidak akan beriman diantara kaummu, kecuali orang
yang telah beriman (saja) karena itu janganlah kamu bersedih hati tentang apa
yang selalu mereka kerjakan. Dan buatlah bahtera itu dengan pengawasan dan
petunjuk kami, Dan janganlah kamu bicarakan dengan Aku tentang orang-orang yang
zhalim itu;sesungguhnya mereka itu akan ditenggelamkan.” (Huud:36-37)
Nuh adalah sosok yang
sabar dan tangguh dalam mengajak manusia untuk menyembah Allah. Dia telah
mengambil semua sarana dakwah yang beragam dalam usaha yang sungguh-sungguh
untuk mengarahkan mereka pada hidayah, dan agar mereka menyembah Allah. Allah
berfirman, “ Nuh berkata, Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah menyeru kaumku
dalam malam dan siang. Maka seruanku itu hanyalah menambah mereka lari (dari kebenaran).
Dan sesungguhnya setiap aku menyeru mereka (kepada iman) agar Engkau mengampuni
mereka, mereka memasukkan anak jari mereka ke dalam telinganya dan menutupkan
bajunya (kemukanya) dan mereka tetap (mengingkari) dan menyombongkan diri
dengan sangat. Kemudian sesungguhnya aku telah menyeru mereka (kepada iman)
dengan terang-terangan.” (Nuuh:5-8)
Walaupun dengan upaya
yang luar biasa ini dan dengan kesabaran nan penuh pesona serta ketabahan yang
tiada tara serta keinginan yang senantiasa menggelegak untuk mengajak kepada
kebaikan ternyata kaumnya menolak dan berpaling darinya. Allah berfirman, “mereka
berkata, “Apakah kami akan beriman kepadamu, padahal yang mengikuti kamu adalah
orang-orang yang hina?” (Asy-Syu’araa’:111), kemudian mereka berkata dengan
nada ancaman ...Jika kau tidak berhenti wahai Nuh, niscaya benar-benar kamu
akan termasuk orang-orang yang dirajam.”(Asy Syuaraa’:116)
Tidaklah beriman
bersama dengan nabi Nuh kecuali segelintir saja dari kaumnya, sampai istrinya
pun dan salah seorang anaknya tenggelam dalam limbah kekufuran. Allah berfirman
“Allah membuat istri Nuh dan Istri Luth sebagai perumpamaan bagi orang-orang
kafir. Keduanya berada dibawah pengawasan dua orang hamba yang saleh diantara
hamba-hamba Kami; lalu kedua istri itu berkhianat kepada kedua suaminya, maka
kedua suaminya itu tiada dapat membantu mereka sedikitpun dari (siksa) Allah
dan dikatakan kepada keduanya ”Masuklah ke dalam neraka bersama orang-orang
yang masuk (neraka)” (At Tahriim: 10)
Menjawab pertanya diatas, Nabi Nuh dikatakan sebagai pemenang walaupun
hasil kuantitaif begitu rendah, Tapi secara kwalitatif Nabi Nuh layak menang
dengan penjelasan sebagai berikut:
Pertama. Kesabaran dan kekokohan semangatnya sepanjang abad itu, dan Nabi
Nuh sama sekali tidak cenderung pada rayuan kaumnya atau terpengaruh dengan
olok-olok dan pelecehan mereka.
Allah berfirman,
“Dan mulailah Nuh membuat bahtera. Dan setiap kali pemimpin kaumnya
berjalan melewati Nuh, mereka mengejeknya. Berkatalah Nuh, “Jika kamu mengejek
kami maka sesungguhnya kami (pun) mengejekmu sebagaimana kalaian mengejek kami
(Huud:38)
Kedua, Konspirasi dan ancaman musuh tidak menyurutkan sedikitpun Nuh untuk
berdakwah dan memperjuangkan Kalimat Tauhid tegak ditanah airnya.
Ketiga, Dibinasakannya semua kompetitor Nuh yang berbuat terang-terangan
menentang kalimat tauhid. Dengan cara tenggelam di daratan, hatta ditempat yang
paling tinggi sekalipun.
Keempat, Diselamatkannya Nuh dan orang-orang yang bersamanya. Berkumpul dan
setia berjalan bersama komunitas orang saleh membawa perlindungan.
Kelima, Kisah Nuh menjadi inspirasi bagi orang-orang yang mau menjadi
pemenang dalam setiap pertempuran. Tidak ada kamus kalah bagi pejuang penegak
kalimat Tauhid.Dan tidak tanggungung-tanggung,Nuh menjadi buah Bibir bagi orang
yang datang setelah itu bahkan sampai hari ini.
“Dan sesungguhnya telah kami jadikan kapal itu sebagai pelajaran, maka
adalah orang yang mau mengambil pelajaran? (Al qamar:15)