Pages

Tuesday, 23 July 2013

Walaupun Pengikut Sedikit, Nabi Nuh dianugerahi sebagai pemenang.Kenapa?


KEMENANGAN NABI NUH
(Dikutip Dari Buku Fikih Kemenangan dan Kejayaan DR. Ali Muhammad Ash Shalabi))
 
 
 
 
Nabi Nuh berdakwah hampir sepuluh abad dan orang mukmin yang menempati kapal nuh tidak lebih dari tiga belas orang, sementara orang terkasih yakni buah hati dan istri tercinta tidak menyertainya dijalan dakwah,bahkan ketika diselamatkan untuk naik kekapal mereka menolak, betapa perih hati Nabi Nuh. Dengan angka kuantitatif yang sangat kecil minus orang terkasih, Nabi Nuh masih Dianggap Menang? Seperti apa standar kemenangan bagi seorang Mukmin tersebut?
Allah berfirman,
 
“Sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya lalu ia berkata, ‘Wahai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tak ada Tuhan bagimu selain-Nya.’ Sesungguhnya (kalau kamu tidak menyembah Allah), aku takut kamu akan ditimpa adzab hari yang besar (kiamat).”(Al-Araaf:59)
Ikhwati,sesungguhnya inti dakwah Nuh adalah dakwah untuk menyembah Allah dan bertauhid pada-Nya, dan memperingatkan bahwa tidak adanya respon terhadap dakwah tauhid akan mempunyai implikasinya.
Ternyata kaumnya tidak merespon positif apa yang dia serukan kepada mereka, bahkan sebaliknya mereka berlaku sombong, congkak, dan takabur. Allah berfirman

,”Dan bacakanlah kepada mereka berita penting tentang Nuh diwaktu dia berkata kepada kaumnya,’Hai kaumku, jika terasa berat bagimu tinggal (bersamaku) dan peringatanku (kepadamu) dengan ayat-ayat Allah, maka kepada Allah-lah aku bertawakal, karena itu bulatkanlah keputusanmu dan (kumpulkanlah) sekutu-sekutumu (untuk membinasakanku). Kemudian janganlah keputusanmu itu dirahasiakan, lalu lakukanlah terhadap diriku dan janganlah kamu memberi tangguh padaku.” (Yunus:71)
 
Surat Hud datang kepada kita untuk menjelaskan perdebatan yang panjang antara Nabi Nuh dengan kaumnya, dimana Nuh mendatangkan hujah-hujah kepada mereka dan mendebatnya serta menjelaskan jalan hidayah kepada mereka hingga akhirnya kaumnya menjawab dengan mengatakan “Wahai Nuh, sesungguhnya kamu telah terbantah dengan kami dan kamu telah memperpanjang bantahanmu terhadap kami, maka datangkanlah kepada kami adzab yang kamu ancamkan kepada kami jika kamu termasuk orang-orang yang benar.” (Huud:32) 
 
Setelah itu Allah menjelaskan akhir dari ujung kehidupan mereka, “ Dan telah diwahyukan kepada Nuh,bahwasanya sekali-kali tidak akan beriman diantara kaummu, kecuali orang yang telah beriman (saja) karena itu janganlah kamu bersedih hati tentang apa yang selalu mereka kerjakan. Dan buatlah bahtera itu dengan pengawasan dan petunjuk kami, Dan janganlah kamu bicarakan dengan Aku tentang orang-orang yang zhalim itu;sesungguhnya mereka itu akan ditenggelamkan.” (Huud:36-37) 
 
Nuh adalah sosok yang sabar dan tangguh dalam mengajak manusia untuk menyembah Allah. Dia telah mengambil semua sarana dakwah yang beragam dalam usaha yang sungguh-sungguh untuk mengarahkan mereka pada hidayah, dan agar mereka menyembah Allah. Allah berfirman, “ Nuh berkata, Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah menyeru kaumku dalam malam dan siang. Maka seruanku itu hanyalah menambah mereka lari (dari kebenaran). Dan sesungguhnya setiap aku menyeru mereka (kepada iman) agar Engkau mengampuni mereka, mereka memasukkan anak jari mereka ke dalam telinganya dan menutupkan bajunya (kemukanya) dan mereka tetap (mengingkari) dan menyombongkan diri dengan sangat. Kemudian sesungguhnya aku telah menyeru mereka (kepada iman) dengan terang-terangan.” (Nuuh:5-8)
 
Walaupun dengan upaya yang luar biasa ini dan dengan kesabaran nan penuh pesona serta ketabahan yang tiada tara serta keinginan yang senantiasa menggelegak untuk mengajak kepada kebaikan ternyata kaumnya menolak dan berpaling darinya. Allah berfirman, “mereka berkata, “Apakah kami akan beriman kepadamu, padahal yang mengikuti kamu adalah orang-orang yang hina?” (Asy-Syu’araa’:111), kemudian mereka berkata dengan nada ancaman ...Jika kau tidak berhenti wahai Nuh, niscaya benar-benar kamu akan termasuk orang-orang yang dirajam.”(Asy Syuaraa’:116)
                
 Tidaklah beriman bersama dengan nabi Nuh kecuali segelintir saja dari kaumnya, sampai istrinya pun dan salah seorang anaknya tenggelam dalam limbah kekufuran. Allah berfirman “Allah membuat istri Nuh dan Istri Luth sebagai perumpamaan bagi orang-orang kafir. Keduanya berada dibawah pengawasan dua orang hamba yang saleh diantara hamba-hamba Kami; lalu kedua istri itu berkhianat kepada kedua suaminya, maka kedua suaminya itu tiada dapat membantu mereka sedikitpun dari (siksa) Allah dan dikatakan kepada keduanya ”Masuklah ke dalam neraka bersama orang-orang yang masuk (neraka)” (At Tahriim: 10)
Menjawab pertanya diatas, Nabi Nuh dikatakan sebagai pemenang walaupun hasil kuantitaif begitu rendah, Tapi secara kwalitatif Nabi Nuh layak menang dengan penjelasan sebagai berikut:
 
Pertama. Kesabaran dan kekokohan semangatnya sepanjang abad itu, dan Nabi Nuh sama sekali tidak cenderung pada rayuan kaumnya atau terpengaruh dengan olok-olok dan pelecehan mereka.
Allah berfirman,

Dan mulailah Nuh membuat bahtera. Dan setiap kali pemimpin kaumnya berjalan melewati Nuh, mereka mengejeknya. Berkatalah Nuh, “Jika kamu mengejek kami maka sesungguhnya kami (pun) mengejekmu sebagaimana kalaian mengejek kami (Huud:38)
 
Kedua, Konspirasi dan ancaman musuh tidak menyurutkan sedikitpun Nuh untuk berdakwah dan memperjuangkan Kalimat Tauhid tegak ditanah airnya.
 
Ketiga, Dibinasakannya semua kompetitor Nuh yang berbuat terang-terangan menentang kalimat tauhid. Dengan cara tenggelam di daratan, hatta ditempat yang paling tinggi sekalipun.
 
Keempat, Diselamatkannya Nuh dan orang-orang yang bersamanya. Berkumpul dan setia berjalan bersama komunitas orang saleh membawa perlindungan.
 
Kelima, Kisah Nuh menjadi inspirasi bagi orang-orang yang mau menjadi pemenang dalam setiap pertempuran. Tidak ada kamus kalah bagi pejuang penegak kalimat Tauhid.Dan tidak tanggungung-tanggung,Nuh menjadi buah Bibir bagi orang yang datang setelah itu bahkan sampai hari ini.

“Dan sesungguhnya telah kami jadikan kapal itu sebagai pelajaran, maka adalah orang yang mau mengambil pelajaran? (Al qamar:15)
--
Comments
0 Comments
--

No comments:

Post a Comment